1000 Days Fund merupakan Organisasi non-profit yang bergerak dalam pengentasan stunting di seluruh Indonesia melalui poster tinggi badan dan selimut cerdas.


Peningkatan kapasitas kader Posyandu tidak banyak diperbincangkan dalam mencegah stunting. Padahal, mereka adalah garda terdepan dalam menyampaikan informasi mendasar mengenai pencegahan dan risiko stunting kepada keluarga. 

Data Litbang Kemenkes 2019 mengungkapkan terdapat lebih dari 1,5 juta kader posyandu di Indonesia dan 90% di antaranya tidak terlatih. Hal ini sangat signifikan mengingat lebih dari 66% penduduk Indonesia bergantung pada posyandu untuk intervensi 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK). Melalui Koalisi Kader/Kader Coalition, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan peranan penting Posyandu dan para kader kesehatan dalam mencegah stunting. 

Bergabung dalam kampanye sosial ini dan pastikan para ibu di Indonesia mendapatkan informasi kesehatan yang memadai dari para kader Posyandu untuk mencegah anaknya dari stunting. Dukung kapasitas kader, dukung kesehatan ibu dan anak!

JanganKederAdaKader

Meningkatkan kesadaran masyarakat akan peran kader Posyandu dalam mencegah stunting

Mencoba memenuhi asupan sayur, protein dan karbo

Melalui aksimu, kamu telah berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bersama

Usia 12-18 tahun merupakan usia krusial bagi perkembangan mental anak. Di Indonesia, satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah dengan kesehatan mental dan satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental. I Am Okay mengajak kamu untuk bisa turut andil dalam edukasi pentingnya kesehatan mental bagi remaja! Dengan mengikuti aksi challenge ini, kamu telah menjadi partisipan dalam edukasi pentingnya kesehatan mental dengan dimulai dari diri sendiri. Kamu yang ikut mengikuti challenge dan menyebarkan hasil challengenya sosial media dengan tag @iamokay.id telah membantu serta mendukung misi Indonesia Emas 2045. Dapatkan hadiah spesial dari kami!

Self-Awareness #ForChange : Ubah Pandangan Kamu Tentang Kesehatan Mental

SelfAwareness ForChange Ubah Pandangan Kamu Tentang Kesehatan Mental

action photo type

Masalah gizi Balita di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, prevalensi balita wasting sebesar 7,7% dan balita stunting 21,6%. Pada tahun yang sama, 11 dari 160 bayi dan balita di Desa Galang, Kab. Manggarai Barat menderita stunting. Kami, para bidan dan tenaga kesehatan lainnya berusaha untuk menurunkan angka tersebut dengan rutin melakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) selama 1 kali per bulannya.

PMT dilakukan kepada ibu hamil yang mengalami Kurang Energi Kronik (KEK). Identifikasi dilakukan dengan cara mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) dan dinyatakan berisiko apabila LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu yang mengalami KEK berisiko untuk melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Sehingga, untuk mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil KEK diberikan Makanan Tambahan Ibu Hamil. Sementara itu, PMT balita diberikan pada balita kurus usia 6-59 bulan yang indikator Berat Badan (BB) menurut Panjang Badan (PB)/Tinggi Badan (TB) kurang dari minus 2 standar deviasi (<-2 SD) yang tidak rawat inap dan tidak rawat jalan.

Imbas dari kegiatan PMT di Desa Galang, terdapat penurunan signifikan terhadap angka bayi dan balita stunting yang menjadi 3 orang pada 2023 dan 1 orang pada 2024. Kami berharap angka ini dapat terus menurun dan kualitas gizi bayi dan balita di Kab. Manggarai Barat juga dapat secara berkala membaik.

Bantu kami menyelesaikan Challenge “Bersama Menurunkan Angka Stunting di Indonesia” untuk meng-unlock donasi total Rp500 ribu. Seluruh donasi yang kami dapatkan akan kami gunakan untuk pemberian PMT berupa bubur kacang hijau di 3 titik posyandu Desa Galang untuk menurunkan dan mencegah bertambahnya jumlah anak gizi kurang yang saat ini berjumlah 23 orang, 18 balita dan 5 ibu hamil.

Bersama Menurunkan Angka Stunting di Indonesia

Sedang Diperiksa

Sudah mulai belajar di Kader Academy 💪🙏

Stunting diakibatkan oleh banyak faktor, seperti ekonomi keluarga, penyakit atau infeksi yg berkali-kali. Kondisi lingkungan, baik itu polusi udara, air bersih bisa juga mempengaruhi stunting. Tidak jarang pula masalah non kesehatan menjadi akar dari masalah stunting, seperti masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, serta masalah degradasi lingkungan. Selengkapnya: https://sardjito.co.id/2019/07/22/kenali-penyebab-stunting-anak/