Setiap bulan, jutaan perempuan remaja di seluruh dunia menghadapi siklus rasa sakit, ketidaknyamanan, rasa malu, kecemasan, dan isolasi ketika periode menstruasi mereka tiba. Di banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah, akses ke produk sanitasi seperti pembalut, tampon dan air bersih terhadap perempuan sering kali nihil atau tidak terjangkau. Akibatnya perempuan terkadang harus menggunakan bahan pengganti seperti lumpur, daun, atau kulit binatang, air kotor dan kain bekas untuk mencoba menyerap aliran menstruasi. Infrastruktur yang tepat dan higienis termasuk mekanisme pembuangan limbah, sabun dan air untuk mencuci, dan toilet yang aman, dan dapat diakses jarang tersedia. 

Ketiadaan fasilitas ini, ditambah dengan rasa malu dan takut untuk mengekspos menstruasi mereka, membuat banyak perempuan terpaksa bolos sekolah, bolos kerja dan tidak melakukan aktivitas lainnya selama menstruasi Akibatnya, di banyak kejadian, perempuan yang dirugikan oleh norma-norma sosial dan kondisi infrastruktur lingkungannya, memiliki dampak negatif terhadap kehidupan, pendidikan atau pekerjaan mereka. Penelitian yang didanai oleh UNICEF pada 2015 menunjukan bahwa 1 dari 10 anak perempuan di Indonesia pernah tidak mengikuti sekolah pada masa menstruasinya dan 64,1% perempuan di Indonesia melakukan manajemen kebersihan menstruasi yang buruk terutama di daerah pedesaan.

Menstruasi merupakan peristiwa yang normal di kehidupan setiap perempuan. Namun perubahan drastis diperlukan untuk mendorong norma-norma sosial yang positif dan pada akhirnya melakukan perubahan perilaku sosial, terutama untuk menormalisasi menstruasi. Kampanye ini bertujuan untuk merubah perilaku masyarakat terhadap menstruasi, dan menciptakan lingkungan yang positif terhadap perempuan yang mengalami menstruasi


DobrakStigmaMenstruasi

Meningkatkan kesadaran masyarakat JABODETABEK, pembahasan mengenai menstruasi bukanlah hal yang tabu

Melalui aksimu, kamu telah berkontribusi untuk dunia yang lebih baik bersama

Asha Puan telah meluncurkan kampanye sosial dengan tema “Ciptakan Lingkungan yang Setara, Normalisasi Menstruasi” dengan hastag #DobrakStigmaMensturasi. Yang didasari dari terbatasnya ketersediaan produk sanitasi dan kurangnya pengetahuan umum; serta masih kentalnya pandangan tabu yang diberikan kepada para perempuan terkait siklus menstruasi yang mereka alami telah menjadi permasalahan yang sangat perlu diberikan perhatian khusus. 

Kampanye Asha Puan ini perlu dilakukan guna menyuarakan dan meningkatkan awareness untuk lingkungan sekitar untuk bersama-sama mematahkan stigma negatif dan hal tabu mengenai menstruasi. Yang menyebabkan ketimpangan dan membuat tidak aman untuk perempuan. Dengan kampanye #DobrakStigmaMenstruasi harapannya dapat menciptakan lingkungan yang setara dan mengubah stereotip yang negatif mengenai menstruasi

Melalui tiga challenge mudah; dengan hanya melakukan upload foto alat bantu menstruasi, dilanjutkan dengan screenshot artikel seputar menstruasi yang dapat Changemaker baca dari website di internet, serta terakhir yaitu dengan screenshoot artikel di aplikasi Oky. 

Setiap penyelesaian challenge ini artinya para changemaker sama dengan mengunlock donasi sebesar Rp 25.000,- yang mana hasil donasi tersebut akan dipergunakan untuk pengadaan fisik bagi perempuan yang membutuhkan terutama dalam hal manajemen kebersihan menstruasi.   Bersama Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (APIK) dalam menjaga manajemen kebersihan menstruasi perempuan di sekitar Jabodetabek.

Ciptakan Lingkungan yang Setara, Normalisasi Menstruasi

Ciptakan Lingkungan yang Setara Normalisasi Menstruasi

Mungkin benar saat mens kita mengeluarkan darah kotor tapi itu bukan menunjukkan bahwa perempuan pada saat itu kotor dan bukan berarti  memiliki makna negatif. Darah haid tidak ada bedanya dengan luka pendarahan lainnya seperti Mimisan.
Dan ketika seorang perempuan sedang mens jangan lah dia disebut kotor dan jangan di diskriminasikan

action photo type

Sedang Diperiksa

Selain pembalut ada alat bantu menstruasi lainnya yaitu Mestruasi Cup, yaitu sebuah cup yang kegunaannya ialah sebagai penampung darah kotor saat menstruasi

Usia 12-18 tahun merupakan usia krusial bagi perkembangan mental anak. Di Indonesia, satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah dengan kesehatan mental dan satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental. I Am Okay mengajak kamu untuk bisa turut andil dalam edukasi pentingnya kesehatan mental bagi remaja! Dengan mengikuti aksi challenge ini, kamu telah menjadi partisipan dalam edukasi pentingnya kesehatan mental dengan dimulai dari diri sendiri. Kamu yang ikut mengikuti challenge dan menyebarkan hasil challengenya sosial media dengan tag @iamokay.id telah membantu serta mendukung misi Indonesia Emas 2045. Dapatkan hadiah spesial dari kami!

Self-Awareness #ForChange : Ubah Pandangan Kamu Tentang Kesehatan Mental

SelfAwareness ForChange Ubah Pandangan Kamu Tentang Kesehatan Mental

Interested in Disability & Social Inclusion issue 💪

Melalui artikel tersebut, masih banyak yang menganggap menstruasi sebagai hal yang sangat tabu, kotor, dan memalukan untuk dibicarakan. Padahal menstruasi sendiri adalah hal yang pasti dialami oleh semua wanita dan harus diedukasi sejak dini terkait menstruasi

Menspad, berfungsi sama seperti pembalut namun bedanya bisa dicuci dan dipakai ulang berkali kali

Indonesia

Setiap bulan, jutaan perempuan remaja di seluruh dunia menghadapi siklus rasa sakit, ketidaknyamanan, rasa malu, kecemasan, dan isolasi ketika periode menstruasi mereka tiba. Di banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah, akses ke produk sanitasi seperti pembalut, tampon dan air bersih terhadap perempuan sering kali nihil atau tidak terjangkau. Akibatnya perempuan terkadang harus menggunakan bahan pengganti seperti lumpur, daun, atau kulit binatang, air kotor dan kain bekas untuk mencoba menyerap aliran menstruasi. Infrastruktur yang tepat dan higienis termasuk mekanisme pembuangan limbah, sabun dan air untuk mencuci, dan toilet yang aman, dan dapat diakses jarang tersedia. 

Ketiadaan fasilitas ini, ditambah dengan rasa malu dan takut untuk mengekspos menstruasi mereka, membuat banyak perempuan terpaksa bolos sekolah, bolos kerja dan tidak melakukan aktivitas lainnya selama menstruasi Akibatnya, di banyak kejadian, perempuan yang dirugikan oleh norma-norma sosial dan kondisi infrastruktur lingkungannya, memiliki dampak negatif terhadap kehidupan, pendidikan atau pekerjaan mereka. Penelitian yang didanai oleh UNICEF pada 2015 menunjukan bahwa 1 dari 10 anak perempuan di Indonesia pernah tidak mengikuti sekolah pada masa menstruasinya dan 64,1% perempuan di Indonesia melakukan manajemen kebersihan menstruasi yang buruk terutama di daerah pedesaan.

Menstruasi merupakan peristiwa yang normal di kehidupan setiap perempuan. Namun perubahan drastis diperlukan untuk mendorong norma-norma sosial yang positif dan pada akhirnya melakukan perubahan perilaku sosial, terutama untuk menormalisasi menstruasi. Kampanye ini bertujuan untuk merubah perilaku masyarakat terhadap menstruasi, dan menciptakan lingkungan yang positif terhadap perempuan yang mengalami menstruasi


Terpublikasi

Kesetaraan

Bagikan challenge kamu dan ajak supporter untuk berbagi kebaikan!

Donasi disetujui

Valid

Oky adalah aplikasi pelacak menstruasi pertama di dunia untuk remaja perempuan dan dibuat oleh remaja perempuan

Halo Bestie! Apa kabarnya, nih? Semoga happy dalam menjalani aktivitas kamu, ya! Bestie dalam hal menstruasi apa saja, sih yang sudah kamu tahu? Dan gimana ya cara membedakan siklus menstruasi yang normal dan tidak normal? Lalu apa sih gejala-gejala yang dialami sebelum, saat dan sesudah menstruasi? Yuk, kita kenali dulu apa itu menstruasi. Simak baik-baik, ya! Menstruasi, haid atau datang bulan adalah fase dimana keluarnya darah dari vagina sebagai siklus bulanan yang dialami oleh perempuan. Fase tersebut mengakibatkan adanya perubahan fisiologis dalam organ tubuh yang terjadi secara berkala dipengaruhi oleh hormon dalam tubuh perempuan yang terjadi setiap bulan sejak menarche sampai menopause. Nah, siklus menstruasi pada perempuan itu berbeda-beda. Biasanya antara 21-35 hari -rata-rata siklus menstruasi adalah sekitar 28 hari.&nbsp; Kalau begitu, apa saja fase yang terjadi dalam siklus menstruasi ya? Jadi fase dalam siklus menstruasi terbagi menjadi 3; Fase pertama ialah menstruasi, Fase kedua adalah praovulasi dan ovulasi, dan fase ketiga adalah pramenstruasi. Aku jelaskan secara singkat, ya! Fase pertama ini adalah menstruasi yang kerap terjadi selama 3-7 hari. Fase ini membuat lapisan dinding rahim dan sel telur akan meluruh menjadi darah menstruasi. Selama 3 hari pertama, darah menstruasi akan keluar lebih banyak membuat perempuan yang sedang mengalami menstruasi akan merasakan nyeri atau kram dibagian panggul, perut dan punggung. Selain itu, muncul gejala lain seperti perubahan mood, sakit kepala, dan perubahan nafsu makan.&nbsp; Selanjutnya ada fase kedua. Pada fase ini lapisan dinding rahim akan mulai menebal kembali. Biasanya disebut dengan masa subur atau ovulasi. Pada masa subur perempuan biasanya terjadi pada 14 hari setelah menstruasi pertama. Biasanya sperma dapat bertahan kurang lebih selama 3-5 hari didalam rahim, akan tetapi perkiraan masa ovulasi setiap perempuan dapat berbeda ya! Terkadang, masa ovulasi bisa berubah dan ini akan sering terjadi pada perempuan yang masa menstruasinya tidak teratur. Terakhir adalah fase ketiga atau pramenstruasi. Setelah fase kedua dimana lapisan dinding mulai menebal, saat fase ketiga inilah dinding rahim semakin menebal. Jika tidak terjadi pembuahan, maka gejala yang dialami oleh perempuan saat pramenstruasi adalah PMS (gejala pramenstruasi) seperti emosi tidak stabil dan perubahan kondisi fisik; nyeri pada payudara, pusing; cepat lelah; atau perut kembung. Ketiga fase ini akan terus berputar ulang selama masa suburnya perempuan sampai menopause ya, Bestie! Lalu, bagaimana ya cara mengurangi nyeri menstruasi pada perempuan? Yuk, disimak! 1. Kompres dengan hangat ke area perut selama 15-20 menit.2. Konsumsi makanan bergizi; seperti buah, sayur, dan lain sebagainya.3. Lakukan teknik relaksasi; seperti meditasi, pilates agar mengalihkan perhatian dan ketidaknyamanan karena haid.4. Rutin olahraga.5. Menggunakan obat pereda nyeri.6. Berendam dengan air hangat. Berendam dengan air hangat bisa membuat otot lebih rileks dan memperbaiki mood swing serta mengatasi stress saat nyeri menstruasi. Bagaimana? Sudah paham bestie? Mengenai hal tentang informasi diatas, saat ini Asha Puan berkolaborasi dengan Campaign.com #Forchange menggelar aksi "Ciptakan Lingkungan yang Setara, Normalisasi Menstruasi" dengan #DobrakStigmaMenstruasi ! Jangan lupa download aplikasi Campaign.com #Forchange dan ikuti aksinya, ya! See you, Bestie Sumber: Alodokter.comEditor: Luthfiah Firda

#DobrakStigmaMenstruasi

Meningkatkan kesadaran masyarakat JABODETABEK, pembahasan mengenai menstruasi bukanlah hal yang tabu

asha_puan

Tentang Kampanye

Setiap bulan, jutaan perempuan remaja di seluruh dunia menghadapi siklus rasa sakit, ketidaknyamanan, rasa malu, kecemasan, dan isolasi ketika periode menstruasi mereka tiba. Di banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah, akses ke produk ...